Dari Kota Ini(Lagi)

Seperti burung, terbang pergi, kembali dan terbang lagi. Mengikuti mata air mencari tak pasti menggapai angan yang tak tentu arah mengejar mimpi yang tergantung. Sangat mengenal angin yang tak jarang membuat sayap berhenti mengepak, paham betul apa itu hujan yang sering kali memaksa paruh untuk berhenti mengenyam dan tahu benar apa itu panas yang sering kali cakar tak mampu mencengkram. Aku hanya ingin mengatakan aku tak lebih baik dari seekor merpati dan aku tak lebih indah dari seekor bangau. Lima tahun silam aku merasa harus pergi, terbang tanpa sayap mencengkram tanpa cakar dan mematuk tanpa paruh. Mencumbu sudut kota ini, bersenggama dengan setiap simpang, mencoba merayu lorong sempit berharap mau mengoral daerah intim pikiran dan mimpiku. "Nak pulanglah, tak cukupkah kau bersenang - senang dengan khayalanmu, tak puaskah kau bercinta dengan gelap." Seolah ibu memanggil. "Ma'afkan aku Ma, aku hanya aku yang tak mengerti bagaimana membuatmu tersenyum.", berlari sampai air berhenti membuatku kenyang, terbaring sampai dinding Mahoni lapuk dan berhenti seketika, Aku kembali setelahnya tanpa sisa. Dari Jembatan Kota ini, mencoba memahami lagi apa itu bercinta, apa itu bersenang - senang, dan apa itu terjatuh. Aku tak perlu bercinta dengan simpang berhias emas, aku tak butuh bersenggama dengan lorong berlapis permata, aku hanya ingin memeluk waktu dengan segenap keintiman dari sisa keterbatasan, kebodohan dan kepengecutanku. Izinkanku menyelasaikan apa yang harus kuselesaikan dengan segala kerendahan hati, Dari Kota ini(lagi)mungkin selamanya.

Postingan Populer