Dari kampung sendiri, tepatnya dari sebuah pegunungan dengan rasa kesederhanaan karena tak ada rasa lagi selain rasa itu. Sepi, lampu rumah hanya  10 watt masih untung dari pada tidak ada sama sekali  tetangga rumah 10 meter sampai 200 meter  wangi kenanga masuk menembus dinding kayu kamarku maklum pemakaman umum hanya 200 meter dari samping rumah. Saat pulang kemarin hujan masih terasa sering namun kini sudah tidak pernah lagi tubuh hitamku  tersentuh air hujan, kasihan emakku tak jadi panen 2 kali. Pagi ini seperti biasa sarapan teh manis tak mau menyamakan
saat di negeri orang dulu ada kopi susu di depan gudang kopi yang tentunya  4 ribu sebagai  taruhannya.

Job baru di negri sendiri sebagai tukang servis komputer, terwujud sudah impian pekerjaanku namun tak di dukung dengan hasil impian paling tidak salah satu doaku terkabul.  Entahlah aku hanya memegang prinsip alon – alon mugo –mogo kelakon, rencana berumah tangga dalam waktu dekat, terpikir untuk melakukan hal lain demi  bisa mencukupi kebutuhan kelak, mungkin harus mengorbankan  pekerjaan saat ini lagi – lagi terlihat tidak konsisiten tapi apa boleh buat. Kembali merenungi sebuah buku dengan judul My Job not my carrier. Banyak yang bilang rejeki sudah diatur, jika kamu menikah jangan takut Tuhan akan melipat gandakan rejekimu berniatlah karena ALLAH berniatlah karena ibadah, dan aku sangat percaya.