Imah... Apa Kabar !

Imah, kapan ya kita terakhir kali telfonan? Aku udah hampir
lupa suaramu, cara bercandamu juga. Apa lagi kalau ingat kamu sering bernyanyi untuku, lagu itu lagu yang paling kamu suka, tanpa ending berakhir dengan tawa kita. Apa kabar kamu, apa kabar suara itu apa kabar cerita - certa kita yang telah lalu masihkah kamu simpan, aku harap jangan. Ma'af aku tak pernah menanyakan kabar suamimu karena terlalu menyakitkan untuku lebih baik aku menanyakan kabar anakmu. Affan sudah bisa jalan kan, paling tidak gigi kecilnya menambah lucu tawanya. kalau Affan mulai ngrasa nakal jangan pernah kasar sama anakmu, itu wajar dia masih kecil, kata orang perilaku orang tua terekam anak sejak balita kalau orang tua nggak baik anak jadi ikut begitu juga sebalik, aku harap Imah jangan gitu ya. Aku kangen ama suaramu, kalau aku ingat lagi kesalahanku benar - benar menyakitkan diriku sendiri, aku berharap tak pernah di lahirkan.

Nomer Handphoneku masih yang dulu takan aku ganti karena ada tawa tentangmu disitu, ada tangis tentang kita dan seribu puisimu. Semenjak perjodohan itu aku bertekad takan pernah aku hapus coretan tentangmu. Lebaran Idul Fitri 2010 kemarin sms terakhirmu sebuah ucapan Hari Raya dan maaf aku tak membalasnya kamu tahu kenapa, karena aku ingin telfonmu agar aku tahu saat itu kamu benar - benar bahagia dan paling tidak aku tahu kamu bisa aku telfon balik. Ya sudahlah dunia kita sudah semakin berbeda hidupmu sekarang untuk suami dan anakmu sedangkan aku masih dengan jalan berliku nan terjal. Aku hanya berharap Allah masih memberikan jalan untuk kita bertatap wajah walaupun untuk terakhir kalinya entah dalam keadaan bagaimana diriku nanti.

Dari sini aku selalu berdoa untuk Imah dan Affan, berharap sehat selalu, bahagia selalu dan Allah selalu memberi petunjuk/melindungi/meridhoi atas apa yang Imah dan Affan lakukan. Cintamu dulu membuatku terus mencintai hingga detik ini.  

2 komentar:

Postingan Populer