Cerita Mbah Surip-Legenda Jalanan indonesia

Anto Baret adalah sahabat dekat mbah Surip semasa hidupnya. Terakhir, mbah Surip masih mengirim pesan SMS pada istri Anto. Anto Baret, sahabat dekat mbah Surip, yang ditemui di kawasan Citayam, Depok mengaku sudah lama kenal dengan mbah Surip. "Mbah Surip pertama kali datang ke Jakarta tahun 1985, naik sepeda ontel dari Mojokerto hanya membawa gitar kotak," kata Anto. Kala itu, tujuan mbah Surip datang ke Jakarta mau bertemu dengan Ellyas Pical, karena menurut Anto, mbah Surip mau mengajak bang Ellyas Pical adu panco. "Tapi lalu saya bilang sama mbah, kalau Ellyas Pical itu bukan juara panco tapi petinju. Saya bilang, kalau mbah mau ketemu bang Elly, mbah harus ngalahin temen-temen yang di bulungan adu panco," cerita Anto lagi. Singkat cerita, mbah Surip berhasil mengalahkan semua teman-temannya yang ada di bulungan, kecuali Anto Baret. Akhirnya, mbah Surip batal bertemu Ellyas Pical malah jadi seniman. Sebelum wafat, pukul 04.12 dini hari, mbah Surip sempat mengirimkan SMS pada istri Anto. Bunyi SMS-nya antara lain," Waduh mbak, saya kok jadi ribet seperti ini, jadi bintang tamu kemana-mana," tutur Anto. Dalam pesan SMS tersebut, Anto juga menyimpulkan bahwa mbah Surip merasa kelelahan dan tak sanggup menghadapi ketenarannya secara mendadak. Terakhir, Anto membenarkan kebiasaan mbah Surip yang gemar minum kopi. "Mbah orangnya paling bersih, nggak pernah minum bir. Dia hanya minum kopi." Jody sudah lama mengenal sosok mbah Surip. Bahkan, waktu itu mbah Surip belum terkenal dan masih sering nongkrong di pinggir jalan Bulungan. "Aku tahu alm (almarhum) gila banget sama kopi dan rokok, mungkin itu salah satu penyebab dia sakit dan meninggal karena paru-parunya kena," kata Jody. Saat mengenang mbah Surip, Jody kelihatan menerawang dan langsung bercerita. "Kenangan gue sama almarhum yang sampai sekarang gue inget adalah saat di belakang panggung, almarhum paling seneng nyeker alias nggak mau pakai alas kaki sampai gue bilang, beliau itu bener-bener membumi." Mbah Surip memiliki pribadi yang sederhana, kata Jody. Sahabat karib Edwin ini mengatakan," Almarhum pernah cerita sama gue kalau rambut gimbalnya pernah copot waktu show di Yogyakarta, waktu itu lagunya masih 'Bangun Tidur' belum ada 'Tak Gendong'. Rambutnya ditarik sama Penonton sampe copot dan berdarah." Dibalik kesedihannya, karena kehilangan seorang seniman Indonesia, Jody mengatakan 'Hidup mbah Surip berakhir Happy Ending". "Selamat jalan mbaah...merdekaaa," pungkas Jody. Bagi saya peribadi,sosok mbah surip seperti komet yang melintas di atas bumi sinarnya begitu terang namun hanya sekilas kita bisa melihatnya.Saya pikir kepergianya menjadi pelajaran untuk kita bahwa kemewahan bukan jaminan kita bahagia(terkenal),menerima apaun diri kita,ikhlas menjalani hidup ini.Mbah surip adalah air yang mengalir menyegarkan dunia kita.Untuk kita semua jangan pernah menyerah syukuri apa yang kita miliki.Selamat Jalan mbah surip doa kami menyertaimu.GOD BLESS YOU..I LOVE YOU FUUUULLLL ...HAHA..HAHA..HA..HA

Postingan Populer